Kenyataan yang tak bisa ia pungkiri. Sejatinya dialah yang membutuhkan seseorang bak mentari yang menyinari kehidupan. Dulu, sekarang, dan esok ia tetap sama. Berjalannya sang waktu tak mengubah dirinya. Ia tetap seorang anak lelaki yang hidupnya dipenuhi dengan kesepian. Harta benda tidak menjadi tolak ukur kebahagian seseorang. Itulah kalimat yang selalu terbersit didalam benak Dio Alexandra. Bagaimana ia tidak merasa kesepian? Hidupnya saja selalu sendiri, pendiam, tidak pernah berbaur, mungkin 'kuper' (kurang pergaulan) bisa dijadikan julukannya. Kesepian yang dilanda oleh Dio tidak dijadikan sebagai problem bagi dirinya. Ia tidak terlalu memikirkan hal tersebut, karena sejak kecil dia sudah terbiasa sendiri. Pagi sebelum Dio kecil bangun, papanya sudah berangkat, datangnya selalu malam, itupun Dio sudah tidur. Memang ia tidak sendiri di rumah, tapi ia ditemani dengan Bi Inem yang membantu Dio memenuhi kebutuhannya. Hanya sebatas memenuhi. Hidupnya selalu dihabiskan...
Story of Yuni merupakan blog yang berisikan goresan - goresan tangan seorang insan yang ingin menjadi penulis. blog ini berisi tentang cerita pendek, puisi, karya tulis bebas, artikel, ataupun yang lainnya.